Wednesday, October 3

one day,...

fyuh.

aku melemaskan tubuhku yang telah terduduk di salah satu kursi metro mini. hari ini aku tidak dijemput, adikku akan terlambat dijemput dari penitipan anak kalau pak Suryo menjemputku dulu.

tasku sangat penuh. berat sekali. syukurlah busnya tidak penuh sehingga tempat duduk disebelahku bisa memangku tas padatku ini. aku juga menenteng sebuah buku dan baju olahraga di tas kain jinjingku. selasa dan rabu memang hari yang berat.

seketika seorang pria menaiki bus dari pintu depan. disusul seorang pria lainnya yang membawa gitar, memberikan backsound untuk cerocosan cepat si pria pertama. kemudian mereka membawakan sebuah lagu vina panduwinata. aku yakin lagu ini ada di kaset yang biasa ayahku putar di mobil.

aku cukup menyukai jenis pengamen macam ini. suaranya tidak kacau. dan aku cukup suka lagu yang mereka bawakan. ngomong-ngomong, aku juga suka hari ini. kupikir aku dan kelompokku telah menyajikan presentasi yang hebat untuk materi tentang hukum tadi. hari ini juga aku mendapati seseorang yang kukagumi ternyata mengenaliku. nampaknya hari ini tidak ada yang membuatku kesal. ya, sejauh ini.

hm tunggu. kenapa jalanan macet ya? apa memang biasanya begini?-_- tapi tak apalah, setelah ini aku tidak ada les.
mataku terasa berat. yah mungkin karena kemarin, sepulang try out di tempat bimbel aku harus menyelesaikan makalah kelompok tentang zaman logam. aku tidur cukup larut..

..ah rumahku terlewat. hufft beginilah kalau tidur di bus... tapi, ini dimana?

ah ini kan jalan ke toko CD musik langganan ayahku. yang diseberangnya ada restoran jepang. tapi aku tidak pernah memerhatikan jalan kalau pergi dengan ayah. baru saja aku hendak turun dan naik bus kearah berlawanan, ketika aku menyadari bahwa bus ini sedang melintas di jalan satu arah.

lalu aku harus kemana? aku yakin ini sudah jauh dari rumahku. apa naik taksi saja? bbm ke ibu tidak terkirim. telepon juga tidak diangkat. saat itu juga aku menyatakan diri sebagai anak hilang.

aku tak tahu arah jalan pulang dan aku bukan sedang bernyanyi. jalan terakhir adalah menunggu bus ini sampai terminal dan naik bus dengan jurusan yang sama kearah berlawanan. tapi aku tidak pernah suka terminal. tidak teratur dan menyeramkan. aku mencoba menghubungi pak Suryo untuk memintanya menjemputku. namun tidak tersambung. sungguh baru kali ini aku naik kendaraan umum dan kebingungan seperti anak hilang. oh iya aku memang sedang jadi anak hilang. 

akhirnya aku dapat menghubungi pak Suryo dan ia sedang mengantar ibu belanja. aku memutuskan untuk turun di sevel yang kebetulan dilewati bus yang sering kutumpangi namun sekarang terasa asing ini. dan aku baru menyadari bahwa ini sudah bukan jalan searah lagi. dan ada bus dengan jurusan sama yang melintas di seberang sana. aku pun memutuskan untuk menyeberang dan pulang dengan bus itu. kukabari supirku yang tadi sudah kuminta untuk menjemputku di sevel. 

oh crap kenapa ini terjadi saat bawaanku begitu berat. kali ini busnya penuh, dan pak kondekturnya hanya memberiku setengah dari uang kembalian yang seharusnya. dengan alasan, "gak ada seribuan dek, ntar ya" padahal jelas sekali ditangannya ada sekitar 5 koin lima ratus perak. dan tarif untuk bocah (sok muda) berseragam pramuka sepertiku kan seribu rupiah, dia tidak perlu memberiku seribuan, tuh banyak duaribuan ditangannya. tapi itu tidak penting. all i want to do now is to drop these bags off. and drink some water omg i'm so thirsty.

setelah berjalan beberapa meter dari tempat turun tadi, aku memasuki gerbang rumah dan bersiap menjatuhkan tas dan juga tubuhku di kursi beranda lalu kemudian menenggak sisa air mineral yang kubawa. namun aku tidak mendapati botol minumku di kantung-kantung jaring di sisi tasku. yap sekarang yang terjadi adalah tempat minumku hilang.


@arazaro

No comments:

Post a Comment