Wednesday, November 11

Bergerak dan Mengabdi

            Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Hujan kali ini berpetir dan guntur. Membuat anak-anak, yang pada hujan siang tadi bermain hujan, berdiam di rumah. Kami pun tak bisa kemana-mana karena seisi kampung itu bertanah belok (kotor, bahasa sana). Namun hal itu membuat pelangi cinta justru terukir di dalam rumah-rumah kami yang berkumpul komplit sekeluarga. Dengan rintik hujan sebagai backsound, kami bertukar cerita; duka maupun tawa.

Aku dan housemate-ku, Keshya, mendapat sebuah pelajaran berharga dari Papa, ikhlas. Papa adalah seorang pemulung tingkat kelurahan. Gaji yang ia peroleh sangat jauh di bawah standar dan ia harus menghidupi seorang istri dan dua anaknya. Setiap hari ia berangkat bekerja selepas sholat subuh dan kembali tengah hari. Menurut ceritanya, sebelum ini ia sempat menjadi koki. Fakta inilah jawaban atas makanan-makanan enak yang sejak menjejak rumah ini kusantap.

Tepatnya Jumat tanggal 6 malam, kami, Barikara FHUI 2015 tiba di Desa Kebun Sayur Ciracas dan membuka kegiatan Live-In kami di Rumah Belajar Matalangi. Kami dipertemukan dengan induk semang kami di sini, tempat tiga hari belajar satu perspeksi kehidupan baru. Malam pun larut, kami pulang ke rumah orangtua kami masing-masing. Aku dan Keshya berkesempatan tinggal di rumah Mama Asih. Malam itu setelah meletakkan barang, aku berkumpul dengan keluarga Mama Asih di ruang tengah sambil minum teh dan mengudap bakwan udang yang sangat enak. Menjelang tengah malam, Mama Asih menyuruh kami beristirahat. Kami pun beranjak ke kamar setelah menyuruh Asih juga istirahat.

Asih adalah salah satu anak yang sangat aktif dan bersemangat terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan UI untuk anak-anak Ciracas, termasuk kegiatan FHUI 2015 yang baru saja terlaksana, Social Project. Kebahagiaannya setiap kali diajak pergi oleh anak UI membuat orang tuanya tanpa ragu melepasnya. Ia adalah sosok yang baik dan sangat santun, ia juga ceria dan tak habis-habis energinya. Menurut cerita Mamanya, hari itu Asih sudah tidur siang demi bisa terjaga sampai larut untuk menyambut kedatangan kami. Ia sekarang kelas 5 SD dan mau menjadi guru ketika sudah besar. Ia pandai memomong adik lelakinya, Adam yang baru berumur 2 tahun, ketika ibunya harus pergi ke pasar atau mencuci.

Kami dibangunkan Asih keesokan paginya pukul 5 subuh. Jam 6 kami sudah harus berkumpul di lapangan untuk briefing pagi, maka kami sholat subuh dan bersiap (tanpa mandi…) untuk berangkat. Kami ke lapangan diantar Asih, bersama tetangga kami yaitu Satria Tama dan Novi. Lapangan sudah ramai ketika kami tiba dan tak lama setelah itu kami senam singkat dan mendengarkan sedikit pengarahan. Kemudian kami bermain dengan anak-anak dan jam tujuh mengikuti senam ibu-ibu. Setelah itu dan sepanjang hari itu kami ikut Mama bekerja mengupas bawang, diselingi makan es kenyot buatan Mama Adit.

Dan bila aku berdiri
Tegar sampai hari ini
Bukan karena kuat dan hebatku
Semua karena cinta
Tak mampu diriku dapat berdiri tegak
Terimakasih cinta

Setelah menyantap ikan bakar dengan sambal manga buatan Papa, kami berangkat ke Matalangi untuk menampilkan dan menyaksikan persembahan dari kami maupun senior, lalu meriung berbagi kisah kita di keluarga dan kehidupan baru masing-masing.
Setelah itu, mengitari api unggun, kami mendapat suntikan semangat dari abang-mba senior yang menularkan idealisme perjuangannya. Kami resmi meneruskan pengabdian kepada bangsa dan bergabung dalam sebuah keluarga yang akan saling menjaga dan mengingatkan dalam kebaikan.

ps: di depan api, wajah terbalut jakun, pengap banget mau pingsan.
Malam itu, di bawah kerlipan bintang dan di hadapan nyala api unggun, terhimpunlah kami dengan ikatan tanggung jawab terhadap bangsa. Kami batch 3 resmi bergabung keluarga baru,

BARIKARA

BARIKARA 2015 
no need to say goodbye Ma, ini adalah awal :)



arazhr

No comments:

Post a Comment